Pasien memeriksakan penyakitnya (ilustrasi) | Flickr
“Maaf usia Ibu di perkirakan tinggal tiga tahun lagi, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi penyakit yang Ibu derita sudah memasuki stadium akhir," ucap seorang dokter kepada pasiennya.
Percakapan di atas adalah sebuah contoh jika seorang pasien terkena penyakit berbahaya dan dokter memvonis umurnya tidak akan lama lagi.
Sebagai pasien, apa yang dikatakan dokter tersebut tentu menjadi boomerang baginya. Walau tetap semangat menjalankan kehidupan, hal itu hanya membuktikan bahwa dia tidak lemah dan ingin memberi yang terbaik untuk orang-orang yang menyayanginya.
Dokter, memang bisa memprediksi, dan itu tidak main-main. Jika dia memeriksa bagian tubuh kita, tentu dia dapat mengetahui keadaan penyakit atau apa yang terjadi di dalam tubuh manusia. Misalnya saja sakit jantung, diabetes, kanker, dan penyakit lainnya yang berbahaya bagi kelangsungan hidup pasien.
Kita boleh saja percaya, tetapi tidak ada yang mengetahui umur manusia selain Allah. Karena hanya Dialah yang mengetahui segala sesuatu.
Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (apa yang kamu lahirkan dan rahasiakan)? Dan Dia Maha Halus dan Maha Mengetahui.” (QS. 67:14)
Dan Dia yang berkuasa atas sekalian hamba-hambanya. Dan Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. 6:18).
Sejatinya Allah Maha Tahu akan segalanya. Karena itu janganlah kita mengira penyakit yang menimpa kita itu akan dibiarkan begitu saja tanpa ada hikmahnya.
Mungkin, itu adalah ujian dari Allah agar ia bisa lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah SWT. Dan Allah, tidak akan menguji seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." ( QS. 2:286)
Dalam buku Allah De Otesini Birak, Ugur Kosar mengatakan, "Katakan Allah! Selebihnya Serahkan kepada-Nya!"
Jika kita merasa apa yang terjadi itu tidak adil maka kita telah berburuk sangka kepada Tuhan yang telah menciptakannya. Karena tidaklah pantas seorang hamba menguji Tuhannya.
Kita mendekatkan diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya bertawakal, maka seluruh sel dalam tubuh pastilah akan merasakan keberadaan rahmat-Nya.
Itu berati kita harus selalu bersyukur dengan apa yang terjadi dan jangan mudah mengeluh atau berputus asa. Karena kehendak-Nya lah yang paling baik.[]
Penulis: Nadhira Khanzah
0 komentar: