Wednesday, 28 November 2012

MENGUBAH STIKER VINIL BIASA MENJADI STIKER VINIL TIMBUL

Bahan vinil adalah bahan stiker yang paling umum dijumpai dan dijual di toko-toko maupun di pinggir jalan. Bahan ini dianggap paling baik oleh sebagian besar pembuat dan penggemar stiker. Mengapa?  Karena bahan vinil bisa dipakai untuk indoor maupun outdoor dengan kualitas sangat baik, tahan terhadap sengatan panas matahari maupun guyuran deras air hujan. Stiker vinil yang berkualitas profesional tahan hingga bertahun-tahun. Tidak percaya? Lihat saja stiker pemilu atau pilkada berkualitas baik yang masih menempel dengan kerennya di pelbagai pojok tempat, apa itu di tiang listrik, di rumah-rumah dan di tembok-tembok, di kaca belakang angkutan kota, serta di kaca-kaca warung pinggir jalan. Stiker-stiker tersebut masih menempel dengan baiknya, tidak mengelupas, cetakan masih jelas hampir kayak baru malah, padahal hajatan acaranya sudah berlalu bertahun-tahun lamanya. Yah, itulah stiker vinil profesional yang dicetak dengan mesin printer tinta solvent/eco-solvent yang berbasis minyak dan mesin cetak offset.
Bukti lain yang tidak kalah mantapnya adalah stiker-stiker vinil yang menempel di bodi-bodi bus, mobil-mobil pribadi, atau bahkan di bodi beberapa taksi yang hampir seluruh permukaannya ditempel penuh dengan stiker. Semuanya masih dalam kondisi bagus, padahal kendaraan-kendaraan tersebut hampir setiap hari berlalu lalang menyusuri jalanan, dalam kondisi panas maupun hujan. Bisa Anda bayangkan betapa hebatnya kualitas stiker vinil profesional ini, sehingga tidak mengherankan jika stiker dari bahan jenis ini menjadi primadona.  
Bahan stiker vinil sebenarnya tidak mahal, relatif murah malah. Tapi yang jadi masalah adalah untuk memproduksi image di atas permukaanya dibutuhkan alat yang mahal, yaitu mesin printer dengan tinta solvent atau eco-solvent yang harganya rata-rata masih di atas seratus juta. Bila ingin biaya produksi tapi murah tetap dengan kualitas bisa menggunakan, tapi dengan catatan jumlah stiker vinil yang dicetak harus banyak, jika sedikit maka tidak “nyucuk” dengan biaya-biaya selama pra-cetak yang relatif mahal, seperti biaya pembuatan 4 master film untuk dibuat menjadi 4 plat yang lalu dipasang di mesin offsett dengan 4 siklus alias 4 kali naik cetak dengan 4 warna berbeda, CMYK,  yang akhirnya menghasilkan gambar full colour. Kalau jumlah proyek stiker Anda hanya sedikit, mau gak mau Anda harus menoleh ke cetak stiker secara manual dengan sablon. Yah itulah, pasar sudah sudah menciptakan pilihan untuk Anda. Sekarang tinggal Anda tentukan mana yang pas dengan skala keekonomian usaha Anda.
Tapi para pemirsa dalam tutorial yang pertama ini, kita tidak membahas cara membuat stiker di atas bahan vinil secara profesional, tetapi kita lebih menitikberatkan pada mengubah stiker-stiker yang ada di pasaran, yang rata-rata dibuat oleh pabrikan besar dengan mesin-mesin mahal tentunya, menjadi stiker vinil timbul. Pengubahan ini kalau Anda sadar sebenarnya bisa memberi peluang usaha baru bagi Anda, karena usaha stiker timbul relatif tidak banyak pesaing, dan tidak banyak orang yang mengerti cara membuatnya. Sehingga jika usaha ini Anda putuskan jadi ladang usaha sampingan baru buat Anda, usaha ini insyaallah akan bertahan cukup lama. Percayalah, jikapun ada orang yang mengerti cara membuatnya, bahan-bahan untuk membuat stiker timbul yang berkualitas baik tidak banyak terdapat di pasaran, dan kalaupun ada pembeliannya harus dalam jumlah banyak, dalam sekian liter, tidak bisa eceran (tidak seperti kami yang memproduksi dan menjual DomeStik dalam ukuran ekonomis dengan harga murah), dan tentu saja harganya pasti mahal. Mungkin alasan utama inilah yang menyebabkan kenapa sampai sekarang tidak banyak kita jumpai stiker timbul di pasaran. Inilah sebenarnya nilai tambah yang ingin saya tawarkan lewat tutorial ini. Tentu saja untuk memberikan nilai tambah, tidak sembarangan stiker vinil yang ada di pasaran yang Anda ubah. Anda harus cermat meneliti desain stiker  serta kualitas bahan dan cetaknya, serta yang tidak kalah pentingnya adalah kemudahannya untuk diubah menjadi stiker timbul. Nah di sinilah instink bisnis Anda yang bicara. Tapi percayalah, jika sering dipraktekkan instink bisnis Anda akan semakin terasah dan akan menuntun Anda secara otomatis menuju arah yang semakin lama semakin baik.
Berikut ini adalah tutorial singkat cara mengubah stiker vinil biasa menjadi stiker vinil timbul.
ALAT DAN BAHAN YANG DIPERSIAPKAN
a.   Wadah untuk mencampur dua bahan DomeStik, Resin dan Hardener (gelas air mineral, atau gelas kaca kecil biasa).
b.   Lidi atau stik es krim untuk mengaduk.
c.   Waterpass untuk mengecek kedataran/rata air permukaan meja.
d.   Meja datar yang dilapisi alas berpori (koset karet, papan dengan diberi ram-raman dari benang nilon atau diberi kasa strimin).
e.   Alat untuk menuang resin (stik es krim, wadah kecil elastis, lidi, alat injeksi atau suntik, botol dengan ujung lancip atau ujung berjarum).
f.   Resin DomeStik: Resin dan Hardener (Katalis).
g.   Stiker vinil yang hendak diubah jadi stiker timbul.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
1.   Campurlah Resin dan Hardener secukupnya dengan rasio 2:1.
2.   Aduk hingga rata kurang lebih selama 5 menit.
3.   Diamkan beberapa saat sampai gelembung-gelembung kecil akibat adukan tadi hilang.
4.   Siapkan meja khusus yang permukaanya datar (cek pakai waterpass) dan berpori agar cairan tidak mudah meluber, dan kalaupun meluber resin akan jatuh ke bawah melalui permukaan berpori.
5.   Dengan menggunakan lidi, pipet, suntik, atau wadah yang ujungnya lancip, tuang cairan resin secukupnya ke atas media stiker bergambar. Akibat gaya surface tension (tekanan permukaan), cairan resin akan berhenti tepat di ujung stiker karena ada beda ketinggian antara lapisan stiker dan meja berpori.
6.   Bila masih ada gelembung, tusuk pakai jarum kecil atau bisa disulut dengan menggunakan korek gas.
7.   Agar tidak kotor dari debu, tutup stiker yang sudah diberi resin tsb.
8.  Biarkan mengering selama minimal 15 jam. Untuk mempercepat  pengeringan bisa digunakan lampu infra red dengan daya 150-300 watt selama kurang lebih 1-3 jam.


Sumber : Rinaldi Blog

0 komentar: